Representasi Wanita dalam Majalah Kesehatan
Mogwai Live in Bandung
Band post rock/instrumental sepertinya mulai menunjuk Indonesia untuk menyelenggarakan sebuah konser. Setelah band asal Jepang, Mono sukses menggelar konsernya, kini veteran post rock asal Glasgow, Inggris akan tampil di Bandung.
Converse World Domination
Musik Ska Mulai Stabil di Indonesia
Langkah Indonesia Semakin Berat Ke Piala Dunia 2014
Maria Selena Raih Gelar Puteri Indonesia 2011
Maria Selena wakil asal Jawa Tengah meraih gelar Puteri Indonesia sekaligus mengalahkan 37 finalis datri 33 propinsi lainnya. Mahkota berpindah dari Nadine Alexandra kepada Selena Jum'at malam lalu dalam ajang tahunan Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2011 (07/10).
Pada malam penobatan yang mengadirkan Leila Lopes Miss Universe 2011 tersebut, Selena menyisihkan dua rekan finalis lainnya yaitu Liza (Jawa Timur) dan Natasha (Sulsel), gadis kelahiran Palembang 24 September 1990 itu dianggap juri memiliki jawaban terbaik dibandingkan dua kontestan lainnya. Pada final, MC Nadya Mulya dan Choki Sitohang melempar pertanyaan "Apa saja hal yang membuat anda bisa sampai ada disini?", kemudian Selena dengan tenang melontarkan jawaban yang lebih panjang dari dua kontestan lainnya, ia menyatakan bahwa ia selalu bersyukur kepada Tuhan yang maha esa, ia memiliki keluarga yang selalu mendukungnya, ia belajar dari pengalaman. Rasa sedih membuatnya tau bagaimana rasa bahagia, kesalahan membuatnya tau bagaimana cara menjadi benar, rangkaian-rangkaian pengalaman itulah yang membuatnya menjadi lebih baik setiap harinya.
Finalis tiga besar itu tampak anggun dalam balutan kebaya karya Anne Avantie. Begitu juga dengan kontestan 5 besar lainnya yaitu Sabrina (Sumatera Utara) dan Dinda Rizky (Di Yogyakarta) yang turut mengenakan busana dari desainer senior Indonesia itu. Selain penghargaan tertinggi Puteri Indonesia 2011, PPI juga menganugerahkan gelar puteri atribut yang lain diantaranya Puteri Favorite berdasarkan polling sms pemirsa, Puteri Berbakat, Puteri Intelejensia dan Puteri Kepulauan.
Kemenangan Selena merupakan hasil rundingan dari beberapa juri yaitu Bernada Sukma Harahap (Ketua Umum DPP ASITA), Fira Basuki MA (Editor in Chief Cosmopolitan Indonesia Magazine), Artika Sari Devi (Puteri Indonesia 2004), Dr Triyadi (Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dirjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Sosial), Drg Ida Suselo Wulan MM (Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Politik, Sosial, Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Achirina Soetjitro (Direktur Strategi Pengembangan Bisnis dan Manajemen Risiko PT Garuda Indonesia), Amir Husein (General Manager PT Mustika Ratu), Nurul Arifin (Anggota DPR RI), Rusian Prijadi PhD (Ketua Departemen Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas. Dengan kemenangan tersebut, secara resmi Selena akan mewakili Indonesia dalam ajang internasional Miss Universe tahun depan.
Fenomena Si Pelantun "Alamat Palsu"
Opini minggu ke 4 : 5/10/2011
Siapa yang tidak kenal Ayu Ting Ting? pedangdut muda yang sedang hangat dibicarakan di twitter ini namanya kian melejit lewat tembangnya "Alamat Palsu" . Nama belakang "Ting Ting" yang dimilikinya memang khas dan mudah diingat orang. Setiap hari kita melihatnya di infotaiment, pemberitaan di media yang marak itu membuat namanya melejit hingga job pun berdatangan dan kita makin sering melihatnya menyanyi di layar televisi. Usianya masih 19 tahun, sepertinya Ayu Ting Ting terlalu muda untuk memilih ke jalur musik dangdut mengingat anak-anak muda lain seusianya banyak yang memilih genre musik lain seperti rock, R&B, pop, atau alternative. Mungkin wajah Ayu yang masih segar dan imut itu menjadi nilai plus sehingga sensasi kemunculannya kian melambung.
Dikutip dari Okezone.com, Ayu mengaku banyak yang menyepelekan aliran musik dangdut yang dipilihnya bahkan ada yang sampai melecehkannya. Namun Ayu tidak malu membawakan musik untuk kalangan bawah tersebut, dan seperti yang kita lihat sekarang ini bahwa Ayu sudah menjadi artis top ibukota dan banyak dikenal orang. Saya berpendapat, kesuksesannya ini tidak lepas dari perbincangan orang-orang di timeline twitter, yang sebelumnya tidak pernah mendengar nama Ayu Ting Ting pun jadi ikut penasaran dan mencari tau lagunya. Namun apakah Ayu Ting Ting yang sedang naik daun ini mampu bertahan lama pada daunnya? ataukah hanya sekilas seperti artis-artis sensasional lainnya? Kita buktikan saja sampai sejauhmana media membawa nasibnya.
Ngamen tanpa modal nyanyi
Opini : 30-09-2011
Sudah jadi sarapan kita setiap hari melewati jalan-jalan besar di ibukota, kita juga disuguhi oleh pemandangan anak-anak jalanan yang bernaung di bawah panjangnya terowongan jalan. Mereka sebenarnya tidak sendiri, mereka juga punya ibu. Namun saya pikir ibu-ibu mereka terlalu keji mengeksploitasi anaknya sendiri untuk mencari kepingan rupiah, tapi disitulah suksesnya mereka. Orang-orang merasa iba, tidak tega melihat anak bocah yang tingginya belum sampai satu meter namun sudah gentayangan di jalan siang hari diantara himpitan mobil-mobil besar sambil menengadahkan tangan, memang sih mereka berlabel "pengamen" karena mereka ditugaskan menyanyi walaupun tidak jelas mereka nyanyi lagu apa dan lagu siapa. Lantas, orang-orang memberi duit berdasarkan modal "kasihan" yang mereka punya bukan modal menyanyinya, fakta di jalan ini semakin memperkuat jumlah anak jalanan yang dieksploitasi orang tua mereka sendiri, begini mirisnya ibukota kita.
Jika anak jalanan ngamen tanpa modal nyanyi namun dengan modal kasihan, beda lagi dengan komunitas satu ini. Mereka berdandan urakan dengan tindikkan dimana-mana, pakaiannya lusuh, rambutnya warna-warni tak terurus, kadang tubuh mereka dihiasi tato, ya... mereka adalah anak punk. Komunitas yang sering kita jumpai juga di jalan, hidup mereka carut marut seperti tidak punya orang tua dan tidak punya rumah. Lantas, mereka pun semena-semena juga meminta uang dengan label "pengamen" namun tidak bermodalkan suara, bukan juga bermodalkan kasihan, melainkan dengan modal cacat penampilan mereka yang menakutkan itu. Tidak jarang mereka menggerutu atau marah-marah kalau tidak ada penumpang angkot yang memberi uang sepeserpun, hingga kemudian orang memilih berkorban selembar uang seribu daripada menelan amukkan mereka yang menakutkan itu. Ya, dengan begitu mereka sukses mengandalkan penampilan mereka yang amburadul untuk mendapatkan uang, bahkan dengan mudahnya.
Pengamen yang sebenarnya malah jarang sekali saya temui, hanya beberapa persen dari orang-orang yang saya lihat dengan ciri diatas. Jika menemukan seorang pengamen yang memang berbakat, tidak perlu bersuara bagus seperti penyanyi sungguhan namun minimal ia niat membawakan lagu, pasti banyak kok yang mau memberi uang, apalagi jika alat instrumen yang ia mainkan unik, contohnya seperti biola. Dengan begitu, penumpang pun mengakui kalau mereka layak mendapat koin banyak, saya pun tergerak untuk memberi uang. Ya, tapi inilah ibukota, mengamen itu adalah cara mendapatkan uang dengan mudah dan saat ini maknanya sudah digeser, mengamen bukan cuma dengan modal menyanyi seperti yang saya lihat. Anak-anak jalanan mengamen dengan modal "dikasihani", sedangkan para komunitas punk mengamen dengan modal "ditakuti"
Festival Social Media Pertama
Jakarta - Festival Social Media untuk pertama kalinya digelar di Indonesia. Plaza FX yang menjadi tuan rumah event yang diselenggarakan pada 22-24 September 2011 ini berhasil mendatangkan antusias pengunjung dengan acara di tujunh lantai mall tersebut.
Festival Social Media atau socmedfest lahir dari maraknya pengguna akun twitter yang kemudian membuat sebuah komunitas dengan spesifikasi tertentu dan secara intens melakukan feeding di twitter untuk memberikan informasi atau sekedar promosi. Acara ini menampilkan 69 komunitas yang masing-masing merepresentasikan dirinya melalui booth-booth, karya-karya yang mereka buat juga turut disajikan untuk menarik perhatian pengunjung.
Selama tiga hari festival tersebut, pengunjung tidak hanya disuguhi pameran dari komunitas. Festival ini juga diisi dengan diskusi film bersama Garin Nugroho, workshop fotografi bersama Jerry Aurum, pertunjukan berkebun dari Komunitas Indonesia Berkebun, workshop pembuatan dan penerbitan komik hingga acara puncak yang dimeriahkan oleh penampilan dari boyband SM*SH.
Java Soulnation 2011
L.A Lights mempersembahkan pertunjukkan musik akbar Java Soulnation Festival 2011 di Istora Senayan Jakarta dengan menghadirkan Sophie Ellis-Bextor, Nelly, LMFAO*, Mike Ponser dan masih banyak lagi.
Acara yang berlangsung selama 3 hari berturut-turut pada 23,24,25 September ini tidak hanya dimeriahkan oleh musisi luar negeri namun juga turut menampilkan band-band Indonesia seperti Agrikultur, Roman Foot Soldier, Rock n Roll Mafia, Shaggy Dog, Maliq & D'Essentials dan masih banyak lagi. Berbagai macam aliran musik mulai dari pop, rock, rap, hiphop, soul, r&b hingga dancepop diramu dalam satu festival selama tiga hari tersebut. Harga tiket untuk daily pass adalah 350 ribu rupiah sedangkan untuk 3 day pass adalah 980rb.
Perkasanya Pers & Media
Opini - 22/09/2011
Kasus pertikaian antara SMA 6 dengan wartawan beberapa hari yang lalu menggemparkan isi timeline twitter saya. Tweet-tweet yang mayoritas berasal dari calon wartawan itu bersikeras membela tindakan wartawan yang memang dirugikan secara fisik oleh anak-anak SMA 6 saat hendak mengabadikan tawuran. Belum lagi tweet-tweet edisi kontra wartawan, mereka bilang media terlalu "lebay" dalam memberitakan kasus SMA 6 ini dan ketenangan siswa-siswa SMA tersebut menjadi terganggu.
Belum jelas siapa yang memulai duluan pertikaian, mereka saling menuding. Wartawan bilang kalau kameranya dirampas dan mereka dipukuli oleh anak-anak SMA tersebut, siswa-siswa SMA 6 pun membela diri mereka merasa terganggu karena gambarnya ketika tawuran dengan siswa-siswa SMA 70 diabadikan oleh seorang wartawan. Hingga saat ini, kabarnya siswa-siswa yang terlibat itu diperiksa di Porles Jakarta, tidak perduli dengan mereka yang anak pejabat sekalipun.
Seperti inilah keperkasaan pers dan media, dalam beberapa jam saja kasus mereka sudah dikontruksi dan jadi pembicaraan hangat orang-orang. Setiap orang memiliki perspektif masing-masing tentang kasus ini, ada yang menganggap wartawan dan media terlalu berlebihan, namun coba kembalikan masalah ke awal. Adik-adikku yang hobi tawuran demi menunjukkan keperkasaan, jadilah siswa-siswa baik dan teladan jika tidak ingin dikejar-kejar pers dan media karena mau bagaimanapun kalian tidak akan lebih perkasa dari kami (media).
Lemahnya Pelayanan Petugas Bus Transjakarta Untuk Penyandang Disabilitas
“Mas tolong saya, saya ini cacat. Kalo saya sempurna juga tidak minta tolong sama mas” jerit seorang nenek berumur sekitar 60 di shelter busway Matraman, Jakarta Timur. Tampak nenek itu memegang tongkat dan terus meraba-raba jalan. Ya, tidak lain ia adalah seorang tunanetra. Ketidakmampuannya untuk menaiki Bus Transjakarta sendirian membuat keributan siang itu. Pasalnya, si nenek yang hendak menaiki bus Transjakarta menuju Pulogadung merasa tidak diperlakukan dengan baik oleh petugas. Nenek tersebut meminta pelayanan ekstra dari petugas dengan menungguinya dan memegangnya hingga naik ke dalam bus. Ya, petugas telah menuntun si nenek sampai ke dekat pintu dimana si nenek harus menaiki bus sedangkan bus nya sendiri belum datang, kemudian yang diributkan oleh si nenek siang itu adalah ketika petugas meninggalkannya begitu saja.
Angola Raih Gelar Miss Universe 2011
Jakarta - Leila Lopes dari Angola berhasil memenangkan gelar Miss Universe setelah menyingkirkan 88 kontestan lainnya dari berbagai negara di Sao Paulo, Brazil (12/09).
MIMPI DI SARAJEVO
Petang, temaram. Langit-langit oranye memakan bulat matahari, ia mau pergi. Aku sedang di Sarajevo, kota di bagian selatan Eropa. Ada ayunan-ayunan yang sedang menimang anak-anak kecil 5-6 tahunan. Hebatnya, kau punya Autumn.. Sarajevo, potrait halaman rumah jadi cantik oleh daun-daun gugur coklat merah oranye. Aku betah tinggal disini. Tidak ada kapal ke Bosnia Herzegovina, aku pergi lewat mesin waktu yang aku simpan di laci, seperti Doraemon lantas tidak tahu kapan mau kembali. Aku senang bermain layangan mewarnai langit dengan seorang pria disini.
--------------------------------------------------------------------
Sudah pijakkan kaki? bagaimana rasanya tanah-tanah tidak rata ini? aku tau kau masih pakai alas kaki, biarkan hidungmu yang menapak terlebih dahulu. kita sudah sebegini jauh dari Jakarta, hindari hiruk pikuk kota. buka matamu, inilah Sarajevo. anggukkan kepalamu jika kau suka, atau tutup mata kembali jika kau terlalu suka, rasakan udara sesejuk ini. aku pikir paru-parumu menyukainya, benar begitu? ya, inilah Sarajevo.
*saya
ketika di Sarajevo, tanpa waktu
LILIN IMA MATI
----------------------------------------------
ayas - saat terlalu sehat menulis
SYRIANA
Gapura kuning - ungu, selepas jalan tanpa sudut di sekitar lingkaran mati dengan patung-patung di tengahnya.
Kau pernah buat sandi menuju jalan ke kedaimu, dengan simpul merah di setiap tiang listrik karatan dengan tulisan "lewat sini".
Aku ikuti, bagaimana Syriana? bisu saja. aku berjuang disana, di setiap penglihatan dan sikapmu yang terlalu bijaksana.
Mematikan lagu ketika kau beradu tatap, kau selalu buat aku gagap.
Syriana, aku ingin lupa jalan menuju kedai kopi itu, selalu ada ruang untuk berencana lebih, tapi aku selalu mati gaya dan habiskan kopi setengah gelas saja.
Aku gugup di sampingmu, seperti tubuh beku kaku padahal kau hanya sedikit tersenyum di depanku.
Hari itu aku beranikan menatap matamu sambil berkaca-kaca, duduk kaku di depanmu sambil kadang menoleh kanan kiri , kikuk… lucu.. dan kau menertawakanku.
Tolong beritahu aku bagaimana kau bisa lakukan ini semua, aku cuma sedkit tersenyum-pasif . tidak tau harus bagaimana.
yang aku tau aku cuma mampir di tokomu, dengan kopi hangat seperti biasa, dan kau menatapku penuh.. apa ada yang lain? tidak, hanya omongan-omongan seriusmu yang tidak biasa pada malam itu, aku menghela nafas panjang…..
kau bertanya “apa kau mencintaiku?” dan bodohnya dengan cepat kumenjawab "tidak tau".
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
hanya saja ketika kau benar-benar ingin memilikiku, aku melewatkannya. itu kesalahan tertololku.
*Jalan Syriana, kedai kopimu di depan warung sate reptil
dari sebuah novel yang tidak akan pernah selesai. (ayas)