RSS

SYRIANA

Gapura kuning - ungu, selepas jalan tanpa sudut di sekitar lingkaran mati dengan patung-patung di tengahnya.
Kau pernah buat sandi menuju jalan ke kedaimu, dengan simpul merah di setiap tiang listrik karatan dengan tulisan "lewat sini".
Aku ikuti, bagaimana Syriana? bisu saja. aku berjuang disana, di setiap penglihatan dan sikapmu yang terlalu bijaksana.
Mematikan lagu ketika kau beradu tatap, kau selalu buat aku gagap.
Syriana, aku ingin lupa jalan menuju kedai kopi itu, selalu ada ruang untuk berencana lebih, tapi aku selalu mati gaya dan habiskan kopi setengah gelas saja.
Aku gugup di sampingmu, seperti tubuh beku kaku padahal kau hanya sedikit tersenyum di depanku.
Hari itu aku beranikan menatap matamu sambil berkaca-kaca, duduk kaku di depanmu sambil kadang menoleh kanan kiri , kikuk… lucu.. dan kau menertawakanku.



Tolong beritahu aku bagaimana kau bisa lakukan ini semua, aku cuma sedkit tersenyum-pasif . tidak tau harus bagaimana.
yang aku tau aku cuma mampir di tokomu, dengan kopi hangat seperti biasa, dan kau menatapku penuh.. apa ada yang lain? tidak, hanya omongan-omongan seriusmu yang tidak biasa pada malam itu, aku menghela nafas panjang…..
kau bertanya “apa kau mencintaiku?” dan bodohnya dengan cepat kumenjawab "tidak tau".


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
hanya saja ketika kau benar-benar ingin memilikiku, aku melewatkannya. itu kesalahan tertololku.




*Jalan Syriana, kedai kopimu di depan warung sate reptil
dari sebuah novel yang tidak akan pernah selesai. (ayas)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment